Selasa, 12 April 2011

Cyber Story

Kita tidak pernah bertemu sebelumnya. Terpisah oleh sesuatu yang bernama "jarak".
Tapi, itu tidak menghalangi kita untuk dapat menjalin hubungan satu sama lain...
Kalau ditanya sudah berapa lama aku mengenalmu, rasanya jawabannya tidak terlalu mencengangkan. Aku ingat, aku baru mengenalmu di sebuah forum yang bersama-sama kita ikuti saat akhir tahun 2008 yang lalu.
Tapi, kejadian yang mendasari perkenalan kita-lah yang menurutku merupakan kenangan yang paling membekas di hatiku.
Dulu, sewaktu aku masih menjadi anggota baru di forum itu, aku dibenci olehmu. Apalagi, sejak aku dan kau sama-sama menjadi moderator di forum tersebut, kau terang-terangan menunjukkan rasa tidak sukamu padaku.
Tapi, sudahlah, hal itu biarlah menjadi masa lalu. Karena, entah bagaimana ceritanya, setelah itu kita berbaikan dan menjadi teman. Ah, bukan, lebih dari sekadar teman. Kau aku anggap kakakku dan sebaliknya, aku dianggap sebagai adikmu. Memang ada perbedaan usia kita, yakni hampir 2 tahun. Kau kelahiran Desember 1991 sedangkan aku September 1993.
Kita kemudian bertukar kontak. Kita saling memberikan nomor HP, ID messenger, dan Facebook masing-masing. Dari situ, kita mulai mengenal satu sama lain. Mengetahui berbagai persamaan dan perbedaan yang terdapat dalam diri kita. Merasa bahwa kita ini seperti pasangan, yang cocok satu sama lain.
Sejak saat itu, berdua kita saling berbagi cerita, berbagi rahasia yang hanya diketahui kita berdua. Dari kehidupan sehari-hari, cinta, bahkan beberapa masalah keluarga. Rasanya seperti benar-benar punya seorang kakak perempuan di dunia nyata. Maklum, aku adalah anak pertama, yang diam-diam selalu mendambakan sosok seorang kakak. Sosok seorang kakak itu ternyata kutemukan dalam dirimu.
Ketika kau memutuskan keluar dari forum yang sama-sama kita ikuti, jujur, aku agak kaget, karena sebelumnya kau begitu mencintai forum tersebut. Namun, kita berjanji untuk tetap saling kontak, baik lewat Facebook, messenger, maupun SMS. Kadang kita juga saling bertelepon. Dari situ aku dapat mendengar suaramu yang menurutku imut.
Kau menepati janjimu. Setelah itu, kita makin rajin kontak. Bahkan, kita juga saling mengirimkan kado ulang tahun. Aku memberikanmu gambar buatanku yang dikirim bersama permintaanmu, yakni bukuku yang baru saja diterbitkan waktu itu. Sewaktu aku berulang tahun, kau juga memberikan kadomu untukku. Selembar surat darimu, dan beberapa permintaanku, serta sebuah boneka beruang ukuran mini yang kini tergantung manis di tasku. Mungkin, kata-kata dari ibuku ini bisa mewakili perasaanku: “Temanmu baik, ya, jauh-jauh mengirimkan kado ulang tahun dari Kalimantan. Jarang-jarang ada teman yang belum pernah bertemu sebelumnya, tapi bisa berbuat demikian.”
Sayangnya, kenangan manis itu kini perlahan-lahan mulai pudar. Kita semakin jarang kontak karena kesibukan masing-masing. Kau sibuk dengan kuliahmu, sedangkan aku sibuk dengan sekolahku yang kini sudah tinggal beberapa bulan lagi.
Aku hanya berharap, semoga kita bisa mengulang lagi kenangan-kenangan manis yang sudah pernah kita lewati. Karena, menjadi temanmu adalah indah.

Dedicated to @Rinkacchi Suzuki

0 komentar: